Muhammad Nuruddin, MA.
(Magister Filsafat di Universitas Al-Azhar Kairo. Pengkaji ilmu-ilmu Aqliyah)
Saya orang Sunni, nyantri di pesantren Sunni, dan kuliah di kampus Sunni. Sampai detik ini, dan insya Allah sampai akhir hayat, saya akan memegang teguh ajaran kesunnian itu. Tapi, kalau disuruh memilih untuk menjadi Wahabi atau Syi'ah, terus terang saya lebih simpatik pada ulama-ulama Syi'ah, ketimbang tokoh-tokoh Wahabi. Apa gerangan yang membuat saya lebih tertarik pada kelompok pertama itu? Barangkali, ini alasan yang sangat subjektif. Tapi, subjektivitas yang beralasan kadangkala bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh sebagian orang. Posisi utama saya jelas, bahwa saya tidak setuju dengan doktrin-doktrin mendasar dalam ajaran Syi'ah, juga tidak mengamini pandangan-pandangan keagamaan yang kerap didengungkan oleh orang-orang Wahabi.
(Magister Filsafat di Universitas Al-Azhar Kairo. Pengkaji ilmu-ilmu Aqliyah)
Saya orang Sunni, nyantri di pesantren Sunni, dan kuliah di kampus Sunni. Sampai detik ini, dan insya Allah sampai akhir hayat, saya akan memegang teguh ajaran kesunnian itu. Tapi, kalau disuruh memilih untuk menjadi Wahabi atau Syi'ah, terus terang saya lebih simpatik pada ulama-ulama Syi'ah, ketimbang tokoh-tokoh Wahabi. Apa gerangan yang membuat saya lebih tertarik pada kelompok pertama itu? Barangkali, ini alasan yang sangat subjektif. Tapi, subjektivitas yang beralasan kadangkala bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh sebagian orang. Posisi utama saya jelas, bahwa saya tidak setuju dengan doktrin-doktrin mendasar dalam ajaran Syi'ah, juga tidak mengamini pandangan-pandangan keagamaan yang kerap didengungkan oleh orang-orang Wahabi.