Saya punya tiga orang anak, semuanya perempuan. Masya Allah. Setelah hampir lima tahun menikah, Allah telah menganugrahkan mereka kepada keluarga kami, menggenapkan kebahagiaan dan membayar kerinduan kami selama ini. Saat lucu-lucunya saat ini, mereka seperti (kata “seperti” ini sebenarnya salah, mestinya “adalah”) bidadari-bidadari yang menghilangkan penat ketika kami kelelahan, yang mengguyur kebahagiaan ketika kami sedang kesusahan, yang melapangkan rasa saat kami terperangkap kegundahan.
Tetapi, (ah, selalu ada tetapi), setiap bertemu teman, ketika mengetahui bahwa anak-anak kami adalah perempuan semua, hampir semuanya berkata, “berarti masih akan cari laki-laki nih?”. Atau yang lebih menyakitkan, “sayang belum ada laki-laki ya?”. Atau yang sedikit membesarkan hidung (saya), “wah, berarti Bapaknya nih yang paling gagah di rumah”. Dan bahkan yang paling menyakitkan (istri saya kalau dia dengar), “kalau istrimu tidak bisa melahirkan anak perempuan, nikah lagi saja”. (Aduh, kenapa saya tulis ini juga, kalau istri saya baca, tidak enak juga nantinya. Tapi tidak apa-apa, ini kejujuran. Salah satu andalan saya di hadapan istri adalah karena saya dinilai jujur hehe).
Menjawab itu semua, paling-paling kami bilang:
Hari ini, saya ingin memberikan beberapa nash tentang anak-anak perempuan. Tentu ini bukan pledoi, pembelaan, atau apalah. Saya sangat menyayangi anak-anak perempuan saya jauh sebelum mereka lahir, jauh sebelum saya membaca nash-nash ini. Saya juga mencari pesan-pesan Nabi tentang anak laki-laki, tetapi belum ketemu. Saya menganggap bahwa anak-anak saya adalah pewaris saya, bukan pewaris harta, tetapi pewaris komitmen untuk berikhtiar menjadi khalifah Allah di bumi. Insya Allah.
“Keutamaan” Anak Perempuan
Rasulullah Saw bersabda, “Keberkahan seorang perempuan (istri) adalah jika anak pertamanya adalah perempuan”
Rasulullah Saw bersabda, “Wangi anak adalah bagian dari wewangian surga. Tidaklah menyukai anak perempuan kecuali orang Mukmin”
Imam Ja’far ash-Shadiq, cucu Rasulullah Saw mengatakan, “Anak laki-laki adalah kenikmatan dan anak perempuan adalah kebaikan. Allah akan mempertanyakan kenikmatan, sementara Allah akan menetapkan kebaikan”.
Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik anak perempuan adalah yang tetap berada di tempatnya (menjaga dirinya). Jika memiliki satu anak perempuan, Allah menjadikannya pelindung dari api neraka. Jika memiliki dua anak perempuan, Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Jika memiliki tiga atau lebih anak perempuan, Allah mencatat baginya pahala berjihad dan bersedekah”
Rasulullah Saw bersabda, “Anak perempuan adalah anak yang penuh kasih sayang, banyak memberikan bantuan, dan penuh keberkahan. Jika memiliki satu anak perempuan, Allah menjadikannya pelindung dari api neraka. Jika memiliki dua anak perempuan, Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Jika memiliki tiga atau lebih anak perempuan, Allah mencatat baginya pahala berjihad dan bersedekah”
Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang memiliki dua anak perempuan dan mendidiknya hingga besar, kelak dia di surga bersamaku seperti ini (sambil mengisyaratkannya dengan jari telunjuk dan jari tengah)”
Rasulullah Saw bersabda, “siapa yang membesarkan tiga anak perempuan hingga menikah, mereka akan menjadi pelindung baginya dari api neraka”
Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang berbelanja ke pasar untuk membeli sesuatu lalu membawanya ke rumah, bagaikan membawa sedekah untuk kaum yang membutuhkan. Bagikan kepada anak perempuan terlebih dahulu kemudian anak laki-laki. Sesungguhnya siapa yang membahagiakan anak perempuan bagaikan membebaskan budak dari keturunan Ismail.”
Rasulullah Saw bersabda, “Jangan kalian membenci anak perempuan, sesungguhnya mereka adalah kepemilikan yang sangat bernilai”
Suatu waktu Nabi Saw diberitakan bahwa telah lahir anak perempuan. Beliau Saw memperhatikan wajah para sahabatnya dan melihat ketidaksukaan di wajah mereka. Lalu Nabi Saw bersabda, “Ada apa dengan kalian? Anak perempuan adalah bunga yang aku menciumnya dan rezekinya berada di tangan Allah”
(Semua kutipan di atas diambil dari buku Hikmat Nameh-e Kudak. Sudah di-Indonesiakan menjadi Anak di Mata Nabi, penerbit al-Huda, 2009, ISBN 978-979-119-342-9. Di dalam buku itu referensi hadits-hadits di atas, saya hanya tidak menulisnya. Silahkan membaca langsung buku itu)
Balikpapan, 25 September 2010
Menjawab itu semua, paling-paling kami bilang:
- Rasulullah Saw juga tidak punya anak laki-laki. Tapi tahu tidak, dari rahim anak perempuan Nabilah lahir penghulu pemuda surga. Anak perempuan Nabilah yang melahirkan para Imam. (Ini jawaban andalan saya. Bahkan kalau mau kasar sedikit, saya bilang, “yang sunnah itu adalah punya anak perempuan. Kalau punya anak laki-laki, tidak sunnah”. Tentu ini hanya bergurau)
- Nanti anak-anak kami yang akan mencari laki-laki yang baik nanti (ini jawaban khas istri saya)
- Dan di dalam sebuah perbincangan , sebenarnya sudah berulang-ulang, saya selalu menekankan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki perempuan. Allah menciptakan manusia sama dalam potensi untuk mencapai kesempurnaannya. Perbedaan jenis kelamin di sisi Allah hanya untuk membagi fungsi saja. Toh ke-laki-laki-an dan keperempuanan juga tidak bisa dipilih begitu saja, sifatnya takwini. Ada yang lahir laki-laki, tetapi ternyata perempuan, atau sebaliknya. Itulah rahasia Allah.
Hari ini, saya ingin memberikan beberapa nash tentang anak-anak perempuan. Tentu ini bukan pledoi, pembelaan, atau apalah. Saya sangat menyayangi anak-anak perempuan saya jauh sebelum mereka lahir, jauh sebelum saya membaca nash-nash ini. Saya juga mencari pesan-pesan Nabi tentang anak laki-laki, tetapi belum ketemu. Saya menganggap bahwa anak-anak saya adalah pewaris saya, bukan pewaris harta, tetapi pewaris komitmen untuk berikhtiar menjadi khalifah Allah di bumi. Insya Allah.
“Keutamaan” Anak Perempuan
Rasulullah Saw bersabda, “Keberkahan seorang perempuan (istri) adalah jika anak pertamanya adalah perempuan”
Rasulullah Saw bersabda, “Wangi anak adalah bagian dari wewangian surga. Tidaklah menyukai anak perempuan kecuali orang Mukmin”
Imam Ja’far ash-Shadiq, cucu Rasulullah Saw mengatakan, “Anak laki-laki adalah kenikmatan dan anak perempuan adalah kebaikan. Allah akan mempertanyakan kenikmatan, sementara Allah akan menetapkan kebaikan”.
Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik anak perempuan adalah yang tetap berada di tempatnya (menjaga dirinya). Jika memiliki satu anak perempuan, Allah menjadikannya pelindung dari api neraka. Jika memiliki dua anak perempuan, Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Jika memiliki tiga atau lebih anak perempuan, Allah mencatat baginya pahala berjihad dan bersedekah”
Rasulullah Saw bersabda, “Anak perempuan adalah anak yang penuh kasih sayang, banyak memberikan bantuan, dan penuh keberkahan. Jika memiliki satu anak perempuan, Allah menjadikannya pelindung dari api neraka. Jika memiliki dua anak perempuan, Allah akan memasukkannya ke dalam surga. Jika memiliki tiga atau lebih anak perempuan, Allah mencatat baginya pahala berjihad dan bersedekah”
Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang memiliki dua anak perempuan dan mendidiknya hingga besar, kelak dia di surga bersamaku seperti ini (sambil mengisyaratkannya dengan jari telunjuk dan jari tengah)”
Rasulullah Saw bersabda, “siapa yang membesarkan tiga anak perempuan hingga menikah, mereka akan menjadi pelindung baginya dari api neraka”
Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang berbelanja ke pasar untuk membeli sesuatu lalu membawanya ke rumah, bagaikan membawa sedekah untuk kaum yang membutuhkan. Bagikan kepada anak perempuan terlebih dahulu kemudian anak laki-laki. Sesungguhnya siapa yang membahagiakan anak perempuan bagaikan membebaskan budak dari keturunan Ismail.”
Rasulullah Saw bersabda, “Jangan kalian membenci anak perempuan, sesungguhnya mereka adalah kepemilikan yang sangat bernilai”
Suatu waktu Nabi Saw diberitakan bahwa telah lahir anak perempuan. Beliau Saw memperhatikan wajah para sahabatnya dan melihat ketidaksukaan di wajah mereka. Lalu Nabi Saw bersabda, “Ada apa dengan kalian? Anak perempuan adalah bunga yang aku menciumnya dan rezekinya berada di tangan Allah”
(Semua kutipan di atas diambil dari buku Hikmat Nameh-e Kudak. Sudah di-Indonesiakan menjadi Anak di Mata Nabi, penerbit al-Huda, 2009, ISBN 978-979-119-342-9. Di dalam buku itu referensi hadits-hadits di atas, saya hanya tidak menulisnya. Silahkan membaca langsung buku itu)
Balikpapan, 25 September 2010